Selasa, 24 Maret 2009

Cerita Malam di Arena Dugem Sands

KabarIndonesia - Sands adalah nama sebuah one top entertainment papan atas yang ada di kawasan pecinan. Banyak hal menarik, khususnya sisi hiburan dunia malam yang dapat dinikmati dari tempat ini. KabarIndonesia sudah merasakannya di pengujung 2007 lalu.

Suatu hari di pertengahan Desember lalu, satu informasi tentang dunia clubbing mampir ke telepon seluler KabarIndonesia. Satu pesan menarik yang juga bisa diartikan sebagai undangan. "...akan tampil Supercozy, dj wanita asal Jepang di Lounge Sands." "Mesti datang nih," gumam KabarIndonesia.

Singkat cerita, di malam yang telah diinformasikan itu KabarIndonesia bersama si rekan yang mengundang meluncur ke Sands International Executive Club. Perjalanan terasa lancar karena ruas jalan yang memang sudah lengang. "Tumben jalanan sudah sepi. Biasanya jam-jam segini masih agak ramai," celetuk rekan sambil melihat arlojinya.

Sekitar pukul 22.00, mobil yang kami kendarai mulai memasuki area gedung Mangga Dua Square di Jakarta Utara. Pelan tapi pasti, terus meluncur menuju area parkir di lantai lima. Sudah padat, rupanya. Tapi untungnya kami masih dapat space. Setelah memastikan kendaraan aman untuk ditinggal, kami bergegas menuju lift untuk naik ke lantai enam. Lamat-lamat, gemuruh musik house mulai menerpa gendang telinga.

Tik. Begitu pintu lift terbuka di lantai enam, dentuman yang awalnya samar-samar itu terdengar jelas. Imbasnya, spontan kami mulai sedikit bergoyang mengikuti hentakan beat tersebut. Duk-tak-duk-duk... Terus bergoyang menuju lounge yang sudah mulai crowded.

"Gila, penuh banget coy," kata si rekan. "Yoi, daya pikat Supercozy ternyata mampu bikin Sands sangat-sangat crowded," puji KabarIndonesia.

Malam itu kami berdua tak peduli lagi bisa dapat table atau tidak. Yang ada di pikiran cuma ingin menikmati aksi spinning disk jockey yang konon sangat terkenal di negaranya. Dan jujur, kami berdua malam itu sangat larut dengan kemeriahan perayaan party Johnnie Walker yang mengambil tajuk "Moment of Resonance". Menikmati keriuhan suasana yang mixed antara tiupan peluit para waiter dan waitress, teriakan heboh para tamu, serta dentaman beat-beat trance dan techno.

Tepat pukul 23.00, sang DJ yang dinantikan muncul di belakang dj booth. Goyangan para tamu, termasuk kami berdua, pun menjadi kian atraktif. Apalagi di panggung lounge juga sudah meliuk erotis empat sexy dancer. Suasana makin terasa hot. Kami sendiri tak sadar berapa lama turut bergoyang di lounge. Yang jelas, cucuran peluh telah membasahi seluruh tubuh.

"Cing, pindah yuk, ke diskotek," teriak KabarIndonesia ke rekan."Kenapa? Sudah mulai bosen ya, denger musik selatan," jawabnya dengan keras. "Pengen ganti suasana aja. Sayang lagi udah nyampe sini tapi nggak mampir ke diskotek," jawab KabarIndonesia lagi. "Ya udah, ayo ke sana. Tapi habisin dulu minumannya," kata si rekan lagi.

Sisa Johnnie Walker di gelas yang tergenggam langsung kami tenggak sampai habis. Setelah itu kami pun keluar dari lounge menuju diskotek. Menyusuri lorong yang berkelok dan terasa panjang bagi kami yang sudah terpengaruh alkohol. Bagusnya, kami sampai juga di tujuan tanpa rintangan apapun.

"She pu kan pu siang pu ing kai/Cai sie sie ni ti ai/Wo pu te pu chuen cai...../Siang yi khe chen ai/Hai she hui tai kei ni shang hai..."
Alamak, remix funky house "Xie Xie Nie Te Ai"-nya Andy Lau terasa lebih dinamis dan energik di telinga. Hal yang kami yakini sama dirasakan para clubbers yang sedang asyik bergoyang.

"Ayo goyang, goyang terus...," histeris seorang wanita bertubuh padat di sebelah kami. Di belakang ia, seorang pria berperawakan sedang asyik memeluk tubuh wanita tersebut sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Itu cowok ngegeleng nggak mau goyang apa karena lagi asyik on, yah," tanya si rekan berkelakar. "Who care, huh," jawab KabarIndonesia tak peduli. "He-he-he...," balasnya cengar-cengir.

Waktu menunjukkan pukul 02.15. Artinya, kami baru sekitar 10 menit berada di floor diskotek. Dengan bantuan seorang waiter, table yang kami dapat berada di bagian tengah diskotek. Kurang enjoy, sebenarnya di posisi ini. Tapi ya sudahlah. Dari pada standing terus.

Sambil menunggu datangnya paket minuman yang dipesan, tubuh kami yang sejak awal sudah dirasuki alkohol dan dentuman trance kembali bergoyang. Menikmati medley hentakan beat-beat funkot Mandarin yang dimainkan resident DJ Rudy Tan. Berturut-turut setelah remix "Xie Xie Ni Te Ai" Andy Lau, kalau tak salah dengar DJ Rudy men-spinning "Huang Hun" yang dipopulerkan Steve Chow dan "Na Ke Bu Yi Ding"-nya Karen Mok. Aksinya yang on fire membuat crowd seakan larut di ‘alam kahyangan'.

Berselang 45 menit, Rudy terlihat mulai memperlambat aksinya untuk digantikan resident dj Sands yang lain. KabarIndonesia yang mulai merasa agak ‘pening' coba memanfaatkan kesempatan ini. "Coy, gue coba ke dj yang tadi ya. Mau wawancara sedikit untuk bahan liputan," pinta KabarIndonesia ke si rekan yang tengah asyik ajep-ajep. Tak ada jawaban kecuali acungan satu jempol. Ah, itu artinya ia memberi izin.

Dengan langkah sedikit gontai KabarIndonesia pun berjalan menuju studio dj yang berada di belakang stage. Berkenalan dengan DJ Rudy Tan untuk satu perbincangan ‘warung kopi' yang penuh joke. Namun untuk hasilnya, KabarIndonesia menggaransi tak bakal menuangkannya dalam versi ‘warung kopi'.

"Saya memang diflot membuat remix funkot lagu-lagu Mandarin untuk crowd Diskotek Sands. Bisa bergabung di Sands juga berkat spesialisasi ini," katanya menjawab pertanyaan pertama KabarIndonesia.

Di perbincangan selanjutnya, Rudy pun mengaku memulai kariernya sebagai disk jockey pada tahun 1998. Dinilai berbakat, fast learner, dan pintar bergaul, teman-temannya sesama dj kemudian menyarankan ia ikut audisi dj di Sands. "Di audisi itu saya mengolah beat dan melodi lagu Mandarin. Mungkin karena hasilnya enak didengar, saya terpilih bersama sembilan dj lainnya menjadi kru resident dj Sands," ungkapnya lagi.

Waktu perbincangan KabarIndonesia dengan DJ Rudy Tan malam itu sebenarnya tak lama. Cuma sekian menit. Ia hendak sejenak beristirahat, sementara KabarIndonesia juga berencana pulang. Nyaris pukul 04.00. Menandai waktu bersenang-senang di dunia malam hampir usai. Setelah berpamitan akrab, KabarIndonesia kembali ke table dan mengajak rekan yang terlihat mulai kelelahan untuk meninggalkan arena.

Sambil tetap bergoyang santai, pelan-pelan kami melangkahkan kaki keluar. Membebaskan telinga dari hentakan funkot "Hampa" Ari Lasso yang masih membius crowd di dalam. "...Entah di mana dirimu berada/hampa terasa hidupku tanpa dirimu/ Apakah di sana kau rindukan aku/ Seperti diriku yang slalu merindukanmu..." Ahhh.

Senin, 23 Maret 2009

SURABAYA DAN PERADABAN

Peradaban kota merupakan perwakilan dunia modern. Di mana rasionalitas, efektifitas, efesiensi dan pembagian kerja nampak mengedepan. Dengan lapisan-lapisan masyarakat yang terbagi secara jelas, baik dalam bidang pekerjaan maupun kelas sosial. Dan kelas sosial inilah yang merupakan problem kota besar, di mana kaum yang terpinggirkan atau bagi pejabat yang telah kehilangan moralitasnya. Apakah kota menjadi surga bagi mereka atau sebaliknya menjadi neraka yang mengerikan bagi kehidupan selanjutnya.

Memang kota diharapkan menjadi sebuah peradaban yang serba modern, serba praktis dan rasional. Di mana kota menjadi sentral kehidupan dan peradaban yang dijunjung warga kota, dengan teknologi dan kemudahannya. Sehingga warga kota seringkali disebut warga yang modern dan rasional, dibanding warga lainnya yang ada di luar kota, yang identik dengan tradisional dan terbelakang.

Namun kenyataannya kota seringkali tidak seperti yang diharapkan, oleh para pendatang yang berharap mendapat mimpi indah hidup di kota. Kota seolah menjadi lorong gelap dengan struktur sosial yang tidak memihak. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin terpinggirkan. Maka muncul hunian para kaum miskin, gelandangan, pelacuran dan kriminalitas.

Kejahatan pun bukan hanya milik kaum terpinggirkan, namun para kaum terhormat kota tak ketinggalan ikut berperan, menjadi koruptor dan pengambil kebijakan yang salah. Inilah peradaban kota yang mengalami dehumanisme dan ketertinggalan budaya. Karena kebudayaan selalu bercita-cita dan merefleksikan dirinya dengan sesuatu yang bermoral dan memanusiakan manusia. Sedangkan peradaban kota cenderung menjauhi moralitas.

Fatamorgana

Tak kecuali kota Surabaya, yang menjadi sumber inspirasi bagi sebagian sastrawan, dengan menghayati kenyataan yang ada. Yang diolah menjadi estetika urban oleh para sastrawan-penyair. Di mana Surabaya dan peradabannya menjadi sebuah wilayah yang patut dimaknai sebagai tanda-tanda zaman. Sehingga banyak sastrawan yang telah menulis karya, baik prosa maupun puisi yang bersumber dari kota Surabaya.

Sebut saja Idrus dengan cerpen Surabaya-nya yang terkenal itu, di mana menceritakan kebobrokan moral para pejuang, Pramudya Ananta Toer dengan Bumi Manusia, dengan perjuangan Nyai Ontosoroh yang berseting di wilayah Wonokromo dan sekitarnya, Budi Darma dengan Rafilus, tokoh aneh dan terasing dari peradaban kota sehingga nampak terpinggirkan, bahkan penyair Jerman Berthold Brecht juga pernah menulis puisi berjudul Surabaya Jhony.

Tak ketinggalan para penyair Jawa Timur juga memberikan perhatian khusus terhadap peradaban kota Surabaya dalam karya-karyanya. Dan umumnya karya-karya mereka selalu bernada murung ketika menatap peradaban Surabaya. Misal puisi “Montase Kota Mati”-F Aziz Manna, Di taman makam kota terbaca kisah/ribuan orang bergerak dalam perang/(antara impian dan dendam) payung-payung hitam/meninggalkan masa depan/waktu hanya hitungan, kota hanya sebutan.

Sebuah kecemasan akan modernitas yang ternyata kurang membawa keberuntungan bagi kaum pendatang maupun kaum marginal. Sehingga kota hanya sebuah impian bagi para pendatang, yang kalah secara struktural dan hidup sebagai parasit kota. Mereka miskin dan termarginalkan secara struktural, kota tidak punya rasionalitas, bahkan birokrasi yang ada menjadi belenggu, bukannya mempermudah, namun justru memperlambat dan seringkali memunculkan sarang koruptor, dengan banyak pintu dan pungutan. Sehingga kota nampak irasional, penuh fatamorgana, kita tak punya/rasionalitas; kota/tua kita-hantu-hantu yang diledakkan//Di sepanjang/trotoar-pagar hanya fatamorgana, “Melawat ke Kota Tua”-Mashuri.

Kota memang merupkan meltingpot, tempat awal mula bertemu dengan segala silang sengkarut kehidupan kota besar. Di mana akhirnya kota menjadi hunian orang tersingkir semacam pencopet, pelacur, begundal dan buronan. Hal ini kita jumpai dalam puisi Akhudiat, Wonokromo adalah leher botol/Ke tembolok Surabaya melahap & muntahan apa & siapa saja/Tak perlu basa-basimu, sumpah serapahmu, protes atau acungan jempol/Bahkan sindiran atas jalan layang//Di sini kancah buangan & mimpi orang tersingkir/Pecopet, pelacur/begundal, buronan/Mengendap di kampung-kampung yang tumbuh sendiri/Atau Sembunyi di hutan lalang timur stasiun kereta api//Wonokromo adalah monumen/Pasar terbakar.

Diancuk Jaran

Sedang puisi-puisi Indra Tjahyadi yang terangkum dalam “Kitab Syair Diancuk Jaran” berisi 32 puisi, rupanya khusus diperuntukkan bagi kota Surabaya. Semua puisi bercerita tentang kehidupan Surabaya, dari zaman Belanda, Jepang, kemerdekaan hingga kini. Di mana diceritakan baik kehidupan orang Cina, Arab maupun pribumi, dengan dialek yang berciri khas Suroboyoan, terus terang, kasar, liar dan menohok. Sehingga memunculkan sebuah identitas kota baik secara isi maupun bentuk ungkapnya. Inilah puisi yang menampilkan diri Surabaya secara lebih kompleks.

Baik yang remang-remang semacam pelacuran, tak ada setan/tapi mereka sebut aku begundal/;pejantan jalang yang terlahir/dari rahim danyang/kampung jarak gang makam. Tonggak kepahlawanan yang ironis macam puisi “Di Depan Tugu Pahlawanan”, “dulu kakekmu tewas di sini/setelah dikeroyok empat begal/sepulang ngemis di depan Pasar Turi”. Maupun percampuran ras, Madura, Arab dan pecinan, lek enti’ lu/ketemu be’ aku/tolong bho’ lu tanya’i/darimana asalku/ato sapa namaku//soale tinggaku/nde’ pinggiran kota//kota surabaya/dengan pesona/panorama sing kisruh/sing cuma diinapi/para pemabuk. Di mana identitas modern yang seharusnya dapat mempermudah manusia dalam mengarungi kehidupan, teryata menjadi malapetaka bagi sebagian besar penghuni kota yang mengalami ketertinggalan budaya.

Namun lain lagi dengan penyair Aming Aminoedhin dalam, “Surabaya Ajari Aku tentang Benar”, Surabaya, ajari aku bicara apa adanya/Tanpa harus pandai menjilat apa lagi berlaku bejat/Menebar maksiat dengan topeng-topeng lampu gemerlap/Ajari aku tidak angkuh/Apa lagi memaksa kehendak bersikukuh/Hanya lantaran sebentuk kursi yang kian lama kian rapuh. Yang mengisahkan tentang kecemasan kebijakan yang tidak memihak rakyat, baik dari pejabat maupun wakil rakyat, yang lebih banyak membutakan mata hatinya daripada kebijakan yang manusiawai bagai warga kota.

Inilah panorma kehidupan kota Surabaya dengan silang sengakrutnya di mata para penyair. Merupakan sebuah peringatan bagi pengambil kebijakan dan para warga kota yang harus siap-siap mengalami kehidupan yang bukanya tambah modern namun cenderung lebih primitif atau barbar dalam tatanan etika dan moralnya.

Memang dalam struktur fisik kota, kita bisa melihat adanya kemajuan pesat, dengan banyaknya plaza, hotel, apartemen, realestat, cafe pub dan fisik lainnya yang mencerminkan kemeriahan peradaban। Namun kemajuan modernitas tersebut tidak diikuti dengan peningkatan rasionalitas dan moralitas para pejabat, wakil rakyat dan para penghuni kota lainnya, yang justru menyebabkan kebijakan-kebijakaan yang berlawanan dengan kemanusiaan dan moralitas. Sehingga secara struktural kaum bawah, selalu terpinggirkan di tengah kota yang menjanjikan mimpi indah.

Jumat, 28 Maret 2008

Kisah Azlina, Saat Dua Jam Mati Suri di MMC Melaka

Sempat dinyatakan meninggal dunia, Aslina alias Iin (23) ternyata mengalami mati suri selama dua jam dan koma dua hari dua malam. Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bengkalis itu mengaku selama mati suri, ia diperlihatkan berbagai kejadian alam barzah dan akhirat, serta beberapa kejadian yang menyangkut amal dan perbuatan manusia selama di dunia.
Di hadapan sekitar 50-an orang, terdiri dari pegawai honor tenaga kesehatan Bengkalis, warga masyarakat serta sejumlah wartawan, Aslina, Rabu (3/9) kemarin, di aula studio TV Sri Junjungan Televisi (SJTV) Bengkalis, mengisahkan kejadian ghaib yang dialaminya itu.
Menurut penuturan Iin yang didampingi pamannya, Rustam Effendi, sejak tiga tahun lalu ia menderita penyakit kelenjar gondok alias hiper teroid. Karena penyakitnya itu, Pada 25 Agustus silam, gadis ini ditemani Rustam Effendi berobat ke rumah sakit Mahkota Medical Center (MMC) Malaka. Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan, dokter mengatakan operasi baru bisa dilakukan setelah tiga bulan, karena waktu itu tekanan darah tinggi.
Namun pada Sabtu (26/8) tengah malam, kondisi anak sulung tiga bersaudara ini kritis, koma. Sang paman sempat memandunya membaca dua kalimat syahadat dan kalimat toyibah (Lailahailallah) sebanyak dua kali.
Waktu ajal menjemput, tutur sang paman, Aslina sempat melafazkan kalimat toyibah dan syahadat. Secara perlahan-lahan gadis yang bekerja sebagai honorer di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Bengkalis ini tak bernafas. Tepat pukul 02.00 waktu Malaysia, indikator monitor denyut jantung terlihat kosong atau berupa garis lurus.
Tak pelak situasi ini membuat Rustam sedih, kemudian beberapa dokter MMC Malaka terlihat sibuk memeriksa dan mengecek kondisi Aslina. Waktu itu dia sempat menghubungi keluarnya di Bengkalis untuk memberitahu kondisi terakhir Aslina. Untungnya setelah dua jam ditangani dokter, monitor terlihat kembali bergerak yang menandakan denyut jantung gadis yatim ini berdenyut lagi. Untuk perawatan lebih lanjut, Aslina dimasukan ke ruang ICU dan baru dua hari dua malam kemudian ia dinyatakan melewati masa kritisnya.
Bertemu Sang Ayah
Menurut pengakuan Aslina, dia melihat ketika nyawanya dicabut oleh malaikat. Waktu itu, nyawanya dicabut dari kaki kanan oleh malaikat. “Rasanya sangat sakit, kulit seperti disayat, dibakar dengan minyak,”tuturnya.
Setelah roh berpisah dengan jasad, dia menyaksikan orang-orang yang masih hidup dan jasadnya terbaring di tempat tidur. Kemudian dibawa dua malaikat menuju ke suatu tempat. Aslina mempunyai keinginan untuk bertemu dengan ayahnya yang sudah lama meninggal, bernama Hasan Basri. “Wahai ayahku bisakah aku bertemu denganmu. Aku sangat rindu, oh ayah,” ucapnya.
Memang di tempat itu Aslina bertemu dengan sosok pria muda berusia 17 tahun dengan wajah bersinar dan berseri-seri. Melihat sosok pria muda tersebut, Aslina tetap ngotot ingin bertemu dengan sang ayah. Kemudian, kedua malaikat memperkenalkan bahwa pria muda tersebut adalah ayahnya. Tentunya dia tidak menyangka karena waktu meninggal dunia, ayahnya berusia 55 tahun.
Kemudian sang ayah bertanya kepada Aslina, maksud kedatangannya. Dia menjawab kedatangannya semata-mata memenuhi panggilan Allah SWT. Sang ayah menyuruh Aslina tetap pulang untuk menjaga adik-adiknya di dunia. Namun Aslina menjawab bahwa dirinya ke sini, memenuhi panggilan Allah. Waktu itu juga, dia menyebut rukun Islam satu persatu.
Setelah berdialog dengan ayahnya, dua malaikat tadi membawa Aslina ke suatu tempat yang dipenuhi wanita memakai baju rapi dan berjilbab. Di situ, dia disalami dan dicium pipi kanan-kiri oleh wanita-wanita Muslimah tersebut. Tidak hanya itu, Aslina juga bertemu dengan 1.000 malaikat dengan wajah berseri dan seluruhnya sama.
Di tempat itu, Aslina duduk di kursi yang sangat empuk. Bila di dunia empuk kursi tersebut seakan dilapisi delapan busa. Ketika duduk, tiba-tiba sosok wanita berseri mirip dengan dirinya menghampiri. Dia bertanya kepada sosok wanita tersebut. “Saya adalah roh dan amal ibadah mu selama di dunia,” kata wanita tersebut.
Kemudian Aslina ditemani amalnya (sosok wanita, red) dan dua malaikat menyaksikan beberapa kejadian di akhirat. Di antaranya, ada seorang pria berpakaian compang-camping, badannya bernanah dan bau busuk.
Tangan dan kaki dirantai sementara di atasnya memikul besi seberat 500 ton. Melihat kejadian itu, Aslina bertanya kepada amalnya. Rupanya pria tersebut semasa hidupnya suka membunuh dan menyantet (teluh) orang.
Kejadian selanjutnya yang ia lihat, seorang yang disebat dengan rotan panjang sehingga kulit dan dagingnya mengelupas dari badan. Ternyata orang tersebut selama hidup tak pernah sholat bahkan menjelang ajal menjemput pun tak pernah menyebut sahadat.
Aslina juga melihat, dua pria saling membunuh dengan kapak. Menurut keterangan amalnya, rupanya orang tersebut suka menodong dan memeras orang lain.
Kemudian gambaran, seorang ustat yang dihantam dengan lahar panas yang mendidih. Kembali Aslina bertanya. Ustad tersebut selama hidup suka berzina dengan istri orang lain.
Kejadian berikutnya, seorang ditusuk dengan pisau sebanyak 80 kali. Ini menunjukan orang tersebut suka membunuh dan tidak pernah dipertanggungjawabkan selama di dunia.
Kejadian terakhir, seorang ibu tua dihempaskan berkali-kali ke lantai. Di lantai tersebut terdapat pisau tegak dan dia tersungkur lalu mengenai tubuhnya, hingga mati. Gambaran tersebut menunjukan, selama hidupnya wanita tersebut merupakan anak durhaka, yang tidak mengakui ibunya yang pikun. Bahkan dia malu kepada orang lain.
Kisah tentang mati suri dan berbagai pengalaman ghaib yang dialami Aslina alias Iin (23), membuat heboh masyarakat Bengkalis, khususnya warga desa Pematang Duku, kecamatan Bengkalis, yang antara percaya dan tidak dengan cerita dalam mati suri itu. Berikut lanjutan kisah ‘perjalanan ghaib’ yang dituturkan Aslina Rabu silam di aula studio SJTV Bengkalis.
Menurut Aslina, setelah dirinya diperlihatkan dengan kejadian dan gambaran manusia, ia kemudian dibawa melewati malam yang sangat gelap gulita. Saking gelapnya, dia tidak bisa melihat amalnya dan dua malaikat yang mendampingi. Ketika kakinya berjalan tiga langkah, terdengar suara orang berzikir. Kemudian sang amal menyuruhnya untuk cepat menangkap suara tersebut. Tapi Aslina tidak bisa menangkap. Tiba-tiba waktu itu, lehernya dikalungi seutas rantai. Setelah dipegang ternyata rantai tersebut berupa tasbih sebanyak 99 butir.
Terdengar suara yang memerintahkan Aslina untuk berzikir selama dalam perjalanan. Dia berjalan lagi sepanjang tujuh langkah, namun waktunya sama dengan 10 jam waktu di dunia. Ketika sampai pada langkah ke tujuh, dia melihat wadah menyerupai tapak sirih berisi cahaya yang terpancar melalui lobang-lobangnya. Berkat cahaya tapak sirih tersebut, dia bisa melihat dan membaca tulisan Arab, berbunyi ‘Husnul Khotimah’.
Di belakang tulisan itu terlihat gambar Ka’bah. Ketika melihat tulisan dan gambar Ka’bah seketika, dia dan amalnya tersenyum seraya mengucapkan Alhamdulillah.
Aslina mendekati cahaya itu dan mengambilnya, kemudian disapukan ke mukanya. Ketika malam yang gelap gulita itu menjadi terang benderang.
Nabi Muhammad
Setelah berjalan sekian jauh, dia mendengarkan suara azan yang suaranya tidak seperti di Indonesia, namun bernada Mekkah. Kepada amalnya, dia meminta waktu untuk menunaikan sholat. Setelah mengerjakan sholat, roh Aslina hijrah ke tempat lain dengan perjalanan 40 hari. Tempat yang dituju kali ini adalah Masjid Nabawi di Madinah. Di masjid itu dia menyaksikan makam Nabi Muhammad dan sahabatnya. Di makam Nabi ada pintu bercahaya, terlihat sosok Nabi Muhammad sedang memberi makan fakir miskin.
Tidak hanya itu di Masjid Nabawi, dia kembali diperlihatkan kejadian menakjubkan. Tiba-tiba cahaya ‘Husnul Hotimah’ yang ada di tangannya lepas, kemudian mengeluarkan api yang menerangi seluruh ruangan sehingga makam Nabi terlihat jelas. Waktu itu dari balik makam Nabi, dia melihat sosok manusia, berwajah ganteng menyerupai malaikat, kulit langsat, mata sayu, pandangan luas terbentang dan tajam. “Raut muka seperti orang Asia (oval, red) namun tidak kelihatan kepalanya. Tapi saya yakin sosok manusia tersebut adalah Nabi Muhammad,” katanya.
Melihat peristiwa itu, lantas Aslina bertanya kepada malaikat dan amalnya. “Kenapa cahaya tersebut menerangi Nabi Muhammad, sehingga saya bisa melihat.
Dan kenapa wajah Nabi bercahaya?” Dijawab bahwa Anda adalah orang yang mendapat syafaat dan hidayah dari Allah. Mengenai wajah nabi yang bercahaya, karena selama mengembangkan agama Islam selalu mendapat tantangan.
Perjalanan tidak di situ saja, Aslina dan pengawalnya berbalik arah untuk pulang. Rupanya ketika dalam perjalanan pulang dia kembali menyaksikan, jutaan umat manusia sedang disiksa dan menderita di sebuah lapangan. Orang-orang tersebut meronta dan berdoa minta agar kiamat dipercepat. Karena sudah tak tahan lagi dengan siksaan. Mereka mengaku menyesal dan minta dihidupkan kembali agar bisa bertaubat. “Jarak Aslina dengan mereka hanya lima meter, namun tak bisa memberikan pertolongan,” ujarnya.
Selama melihat kejadian itu, Aslina membaca Al Quran 30 juz, Hafis (hafal) dan khatam tiga kali. Kemudian membaca surat Yasin sebanyak 1000 kali dan shalawat kepada seluruh nabi (Adam sampai Muhammad). Aslina berlari sepanjang Arab Saudi atau sepanjang Sabang sampai Marauke seraya menangis melihat kejadian tersebut.
Aslina juga ingin diperlihatkan apa yang terjadi pada dirinya dikemudian hari. Namun sebelumnya dia diminta oleh malaikat untuk berzikir. Lamanya zikir yang dilakukan Aslina selama dua abad dan dua pertukaran zaman. Hal ini ditandai dengan 1 Syawal yang jatuh pada tanggal 31 Desember. Selesai berzikir, Aslina mendengar suara yang seperti ditujukan kepadanya.
“Sadarlah wahai umat-Ku, kau sudah Ku matikan.
Sampaikan kepada umat-Ku, apa yang Ku perlihatkan.
Sampaikan kepada umat-Ku, umat-Ku, Umat-ku.”
Kejadian Aneh
Usai pengambilan gambar dan wawancara, terdapat kejadian aneh di gedung SJTV Bengkalis. Saat itu, Aslina sudah keluar dari ruangan menuju gedung Radio Pemda yang berjarak 25 meter. Ketika krew SJTV hendak mematikan monitor, ternyata tak bisa dimatikan. Namun anehnya muncul sosok bayangan putih bertubuh tegap dengan rambut terurai hingga ke pusar dan kepalanya bertanduk. Tentunya hal ini membuat para krew dan orang-orang yang menyaksikan heran, lantas momen ini diabadikan pengunjung dan krew SJTV.
Setelah Aslina keluar dari ruangan Radio Pemda, ditanyakan apakah sosok tersebut. Dia menjawab bahwa sosok tersebut merupakan jin. Menutup pengalaman ghaib anak penakik getah itu, sang Paman Rustam Effendi kepada wartawan menyebutkan, selama ini Aslina merupakan sosok yang pendiam dan kurang percaya diri (PD). Namun setelah kejadian ini banyak hal-hal yang berubah, mulai dari penampilan hingga tingkah laku. Bahkan dari warna kulitnya saat ini lebih bersih dan berseri. Mengenai amalannya, “Selama ini dia memang rajin mengerjakan shalat tahajud dan membaca Al Quran setiap hari,” kata sang paman menutup kisah tersebut. ***

SUARA PENYIKSA ALAM KUBUR

Penemuan suara penyiksaan alam kubur ini ditemukan oleh seorang peneliti dari Soviet bernama Dr. Azzacove (seorang komunis), berikut ini adalah penuturan ceritanya :

“Penemuan terakhir ini adalah penemuan yang sangat mengejutkan pendengaran kami, dengan penemuan ini banyak dari peneliti kami yang berhenti dari pekerjaan ini karena ketakutan. Pada awalnya kami hanya hendak mendengarkan pergerakan bumi dengan interval tertentu dan mendengarkan Super Sensitive Microphone yang masuk ke dalam bilik-bilik atau lubang-lubang bumi dan reruntuhan galian.

Pada awalnya kami menyangka apa yang kami dapat itu adalah gesekan dari alat-alat kami pada dinding-dinding perut bumi, tetapi suara ini menghancurkan seluruh logika kami. Setelah beberapa penyesuaian kami berkasimpulan bahwa suara ini berasal dari interior bumi, jadi seakan-akan di dalam perut bumi ini ada ruang lain yang berbeda dari tempat yang kami gali, dan dari ruangan tersebutlah kami tidak mempercayai apa yang kami dengar.

Kami mendengar dari ruang bumi yang lain itu ada suara manusia berteriak keras dalam kesakitan. Walaupun satu suara didengar, kami dapat mendengar ribuan bahkan jutaan latar belakang suara manusia yang sedang dalam kesakitan akibat penyiksaan. Setelah penemuan yang sangat mencenangkan ini, setengah dari peneliti kami berhenti karene takut.

Yang sangat mengejutkan lagi, bagi orang Soviet itu adalah setelah suara tersebut direkam, pada malam yang sama, keluarlah semacam gas atau kabut yang terang dari lokasi penggalian gas. Gas atau kabut tersebut keluar dengan membentuk pilar-pilar dan tulisan yang membentuk seperti sayap kelelawar (seperti lafadz ALLAH, wallahu a’lam), lalu menampakkan dengan sendirinya dengan bahasa Rusia yang artinya AKU TELAH MENAKLUKKAN atau AKU TELAH MENUNDUKKAN. Tulisan itu terlihat di awan Siberia yang gelap.

Kejadian itu sangat tidak masuk akal orang-orang Soviet, karena sedang akan diteror beberapa saat setelah itu datanglah ambulance ke kumpulan orang-orang tersebut dan memberikan obat yang dapat menghilangkan memori dengan singkat. Sebagai perawatan kepada korban yang melihat keajaiban itu (ini mungkin agar kejadian ini tetap dirahasiakan).

Nah, sebagai komunis, Saya tidak percaya adanya surga dan Injil, tetapi sebagai Ilmuwan sekarang Saya percaya adanya NERAKA. Sangat sulit diungkapkan dengan kata-kata, apa yang Kami temukan, apa yang Kami lihat dan apa yang Kami dengar. Dan sekarang kami yakin bahwa kami menggali dekat, dekat sekali dengan PINTU NERAKA.”. Lalu Dr. Azzacove melanjutkan, “mesin penggali tiba-tiba berputar dengan sangat cepat ketika Kami mencapai salah satu kulit bumi, tempereturnya menunjukkan hingga 2000 derajat Fahrenhait, lalu kami mendekatkan microphone itu disana untuk mendengarkan pergerakan bumi, tetapi, yang terdengar adalah suara manusia, bahkan teriakan manusia dalam kesakitan. Pertama kami mengira suara itu adalah suara mesin. Tetapi setelah melakukan kajian ulang atas suara itu, suara yang terdengar adalah suara manusia bukan hanya satu orang, mungkin jutaan manusia yang sedang dalam siksaan dan kesakitan.

Apakah Anda tahu kenapa Jacques Costeau, seorang penjelajah dalam air berhenti beberapa saat sebelum dia mati. Dia berhenti karena dia juga pernah mendengar suara jeritan manusia di dalam air ketika ia sedang menjelajah di dalam air. Dan dalam kesempatan lain juga salah satu anak buahnya menemukan hal yang sama ketika ia sedang melakukan penjelajahan di sekitar SEGITIGA BERMUDA. Setelah ia sembuh dari shock yang sangat berat, kemudian ia menceritakan bahwa ia mendengar jeritan manusia yang banyak yang sedang disiksa di dalam perut bumi.

Untuk mendengarkan suara hasil penemuan tersebut lengkap dengan penjelasan ayat quran dan haditsnya silahkan download file MP3nya disini. Filenya berukuran 12 MB. Dalam file ini juga ada ceramahnya terlebih dahulu yang menerangkan tentang Hakikat Ruh.

Anda boleh percaya atau tidak, tetapi terlepas dari benar atau tidaknya suara tersebut, kita semua harus meyakini bahwa Alam Kubur dan Siksa Kubur itu ada, yang jadi pertanyaan sekarang adalah sudah siapkah kita untuk menghadapi alam Kubur ?

Semoga bermanfaat.

wallahu a’lam.
“HANYA ALLOH YANG MENGETAHUI ITU SEMUA”

HATI KU MENJERIT KANGEN

sayang...
aku bahagia denganmu
berdua kita lalui waktu
bersama kita berbagi rasa

Hanya dirimu yang kumau
mendampingiku melewati berbagai rintangan
Hanya hadirmu yang kuingin
menjagaku kelak

sayang...
adakah kau tau
aku begitu merindukanmu
jauh dari apa yang orang ketahui

cintaku memang buta
tapi tidak sebuta hatiku
cinta ini tulus
dan hanya tuhan yang tau

aku menyesal....
merelakanmu pergi
menjauh dariku
menghapus jejak ku

kini kau kembali
menawarkan cinta itu lagi
akupun berharap demikian
sesekali juga ragu menghadang

ingin kuteriakkan kepadamu
aku kangen....
cuma kamu yang mengertiku
kangen ini untukmu

semua telah terlambat
keegoisan mengalahkanku
menolak tawaranmu kembali padaku
membiarkanmu pergi lagi

aku rapuh...
hatiku hancur..

Ingin aku memelukmu...
merasakan hangatnya dekapanmu
lembutnya belaianmu
santunnya perkataanmu

Selamat tinggal kasih...
rinduku takkan berkurang
menantimu kembali
menjadi milikku

seutuhnya...

selamanya...

JIKA AKU BISA TERBANG

jika aku bisa terbang,
mungkin ku sudah menyusun bintang2
seperti senyummu.....
agar bebas kupandangi langit malam
saat aku merindukanmu

jika aku mampu melayang
mungkin aku akan mengukir bulan
dengan namamu...
agar saat dia bersinar,orang2 kan tau
betapa aku mencintaimu

dan jika saja aku bersayap
mungkin aku akan terbang kesurga,
kuingin bertemu malaikat cinta..
agar aku bisa memohon padanya
kuingin selalu bersamamu


UNTUK WANITA YG KU CINTAI

Aku pikir aku sendiri....
Aku pikir aku merasa sepi...
Aku pikir aku tidak dicintai...
Aku kehilangan dia dari sisi...
Aku kehilangan aromanya untuk kubaui...
Aku kehilangan tawanya untuk kunikmati...
Aku kehilangan potret diri...
Dari wanita yang kucintai...

Suatu saat bintang jatuh aku menangis...
Meratapi jiwaku yang miris...
Membenci hatiku yang teriris...
Aku disini dengan duniaku...
Dia disana dengan dunianya...
Aku tak ingin begitu...
Segalanya akan berubah secepatnya...

Mamaku...
Bundaku...
Ibuku...
Belahan hatiku...
Penguasa hidupku...

Suatu saat aku ingin dirimu berhenti...
Turunkan lengan bajumu...
Nikmati hidup ini...
Istirahatkan pikiranmu...
Cukup sudah dirimu bekerja...
Untukmu akan kulakukan cuma-cuma...
Saatnya akan tiba...
Kita berbagi cerita bersama...

Aku tau dirimu juga merindukannya...
Saat kita berbagi parfum yang sama...
Saat kita menonton film bersama...
Saat kita berbagi mangkuk yang sama...
Saat kita melakukan hal-hal gila bersama...
Saat kita tertawa bersama...
Saat kita menangis bersama...